Senin, 10 Juni 2013

konsep pola yang abnormal

I. PENDAHULUAN
Dalam percakapan sehari – hari psikologi abnormal sering ditemukan namun pengertiannya terutama secara teknis tidak selalu menunjukkan pengertian yang sama atau seragam. Hal ini bisa jadi menimbulkan masalah ketika kita menggunakan untuk keperluan yang lebih spesifik daripada sekedar berwacana saja. Istilah – istilah lain dari psikologi abnormal atau sering juga disebut perilaku abnormal atau abnormal behaviour adalah perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder, psikopatology, emotional discomfort, mental illness atau gangguan mental.
Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental ( psikologis ). Studi gangguan mental umumnya diasosiasikan dengan perspektif model medis (medical model) yang menganggap bahwa perilaku abnormal merupakan simtom dari penyakit atau gangguan yang mendasarinya.
Untuk memahami perilaku abnormal psikolog menggunakan acuan DSM (Diagnostic and Statistical manual of mental disorder) DSM adalah system klasifikasi gangguan – gangguan mental yang paling luas di terima. DSM menggunakan criteria diagnostic specific untuk mengelompokkan pola – pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri – ciri klinis yang sama dan suatu sistem evaluasi yang multiaksial. Sistem aksial terdiri dari 5 klasifikasi. Penilaian perilaku abnormal dapat di telaah menggunakan berbagai cara ( metode ) salah satunya metode – metode assestment yang harus reliabel dan valid yang dapat diukur melalui beberapa cara yang tetap memperhitungkan faktor – faktor budaya dan etnik yang juga penting untuk dilakukan.
II. DEFINISI
Psikologi Abnormal ( Abnormal Psychology ) merupakan salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang – orang yang mengalaminya. Dari waktu ke waktu sebagian dari kita merasa cemas ketika menghadapi interview kerja yang penting atau ujian akhir . Lalu bagaimana kita di anggap melanggar batas antara perilaku abnormal dengan normal ?
Satu jawabannya adalah kondisi emosional seperti kecemasan dan depresi dapat dikatakan abnormal bila tidak sesuai dengan situasinya. Hal yang normal bila kita tertekan dalam tes tetapi menjadi tidak normal ketika rasa cemas itu muncul ketika sedang memasuki department store atau menaiki lift. Perilaku abnormal juga diindikasikan melalui besarnya / tingkat keseriusan problem. Walaupun bentuk kecemasan sebelum interview kerja dianggap cukup normal namun merasa seakan – akan jantung akan copot yang mengakibatkan batalnya interview adalah tidak normal.
III. PENGELOMPOKAN DEFINISI ABNORMAL
1. Pendekatan statistik
Di atas / di bawah normal di sebut “anormal” bukan abnormal. Istilah ini sering dipakai pada aliran behaviourisme dan kuantitatif
2. Pendekatan Fungsional
Fungsi – fungsi kepribadian yang ada pada orang yang bersangkutan berada pada taraf yang optimal / tidak
3. Pendekatan Kultural
Pendekatan yang melihat abnormalitas dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat tertentu
IV. KRITERIA YANG MENENTUKAN ABNORMALITAS
1. Perilaku yang tidak biasa
Perilaku yang tidak biasa disebut abnormal . Hanya sedikit dari kita yang menyatakan melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Hal seperti itu hamper dikatakan abnormal dalam budaya kita.
2. Perilaku yang tidak dapat diterima secara social atau melanggar norma sosial.
Setiap masyarakat memiliki norma – norma / standar yang menentukan jenis perilaku yang dapat diterima dalam beragam konteks tertentu. Perilaku yang dianggap normal dalam satu budaya mungkin dianggap abnormal dalam budaya lain. Satu implikasi dari mendasarkan definisi dari perilaku abnormal pada norma social adalah bahwa norma – norma tersebut merefleksikan standar yang relative bukan kebenaran universal.
3. Persepsi atau tingkah laku yang salah terhadap realitas
Biasanya sistem sensori dan proses kognitif memungkinkan kita untuk membentuk representasi mental yang akurat tentang lingkungan sekitar.
4. Orang – orang tersebut berada dalam stress personal yang signifikan
Kondisi stress personal yang diakibatkan oleh gangguan emosi seperti kecemasan, ketakutan atau depresi. Namun terkadang kecemasan dan depresi merupakan respon yang sesuai dengan situasi tertentu.
5. Perilaku maladaptive
Perilaku yang menimbulkan ketidakbahagiaan dan membatasi kemampuan kita untuk berfungsi dalam peran yang diharapkan.
6. Perilaku Berbahaya
Perilaku yang menimbulkan bahaya bagi orang itu sendiri atau orang lain.
V. FAKTOR – FAKTOR PENENTU ABNORMALITAS
Sebab – sebab perilaku Abnormal dapat ditinjau dari beberapa sudut, misalnya berdasarkan tahap berfungsinya dan menurut sumber asalnya. Kedua macam penggolongan tersebut disajikan sebagai berikut :
A. MENURUT TAHAP BERFUNGSINYA
Menurut tahap – tahap berfungsinya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Penyebab Primer ( Primary Cause )
Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan tidak akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada kasus paresis general yaitu sejenis psikosis yang disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat progresif atau berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin menyerang seseorang.
2. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )
Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu di masa mendatang. Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya (rejected child) mungkin menjadi lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang – orang yang memiliki dasar rasa aman yang lebih baik
3. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )
Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda yang menjadi terganggu sesudah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh tunangannya. Contoh lain seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah bisnis pakaiannya bangkrut.
4. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah laku maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang berlebihan pada seorang gadis yang ”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya.
5. Sirkulasi Faktor – Faktor Penyebab
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu penyebab tunggal. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai hubungan sebab akibat sederhana melainkan saling mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering menadi sumber penyebab sebagai abnormalitas . Misalnya sepasang suami istri menjalani konseling untuk mengatasi problem dalam hubungan perkawinan mereka. Sang suami menuduh istrinya senang berfoya – foya sedangkan sang suami hanya asyik dengan dirinya dan tidak memperhatikannya. Menurut versi sang suami dia jengkel keada istrinya karena suka berfoya – foya bersama teman – temannya. Jadi tidak lagi jelas mana sebab mana akibat.
B. MENURUT SUMBER ASALNYA
Berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu :
1. Faktor Biologis
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.
2. Faktor – faktor psikososial
a. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya :1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti asuhan, 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang tua di rumah.
c. Hubungan orang tua – anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.
d. Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:
1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .
2) Keluarga yang antisosial
Keluarga yang menganut nilai – nilai yang bertentangan dengan masyarakat luas
3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
4) Keluarga yang tidak utuh
Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri
2) Konflik nilai
3) Tekanan kehidupan modern
3. Faktor – Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan seperti :
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll
C. DEFINISI NORMALITAS PSIKOLOGI
Definisi normalitas psikologis seseorang adalah fungsi mental yang akurat dan efisien, meliputi :
  1. Kognisi
  2. Motivasi
  3. Perilaku
  4. Emosi.
  5. Self Awareness
  6. Self Control
  7. Self Esteem
  8. Hubungan Sosial Berdasarkan Afeksi
  9. Produktivitas dan kreativitas
D. METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI ABNORMAL
Psikologi Abnormal adalah cabang disiplin ilmu psikologi . Oleh sebab itu penelitiannya di lapangan selalu didasarkan pada penerapan metode ilmiah (scienthific method ).
Metode Penelitian yang dipakai dalam meneliti perilaku abnormal adalah :
1. Metode Observasi Naturalistik
Digunakan untuk mengobservasi perilaku di suatu tempat , dimana perilaku itu terjadi.
2. Metode Korelasional
Merupakan pengukuran statistik atas hubungan antara 2 faktor atau variable. Pada studi observasi naturalistic yang dilakukan di restoran cepat saji perilaku makan dihubungkan, dikorelasikan dengan brat badan para pelanggan.
3. Model Eksperimental
Prediksi didasarkan pada korelasi antara peristiwa – peristiwa atau faktor – faktor yang terpisahkan oleh waktu. Metode ini memungkinkan para ilmuwan untuk mendemonstrasikan hubungan kausal, pertama – tama dengan memanipulasi faktor kausal dan kemudian mengukur akibatnya dibawah kondisi terkontrol yang dapat meminimalkan risiko dari faktor lainnya yang menjelaskan akibat tersebut.
4. Metode Epidemiologik
Mempelajari tingkat perilaku abnormal dalam berbagai seting atau kelompok populasi. Studi epidemiologic dapat menunjukkan faktor penyebab potensial dari munculnya penyakt dan gangguan meskipun kekuatan eksperimennya rendah. Dengan mengetahui bahwa suatu penyakit atau gangguan dapat digolongkan pada kelompok atau lokasi tertentu, peneliti akan dapat mengidentifikasi karakteristik yang berbeda yang menempatkan kelompok atau daerah ini pada risiko yang lebih tinggi.
5. Metode Studi Kasus
Studi kasus mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan teori dan penanganan perilaku abnormal. Freud mengembangkan teorinya pertama kali dengan studi kasus seperti kasus mengenai Anna O.
E. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS TENTANG PERILAKU ABNORMAL
1. Model Psikodinamika
Disebut teori psikoanalisis ( psychoanalyic theory )
Dikemukakan oleh Sigmund Freud
Hipotesis Strukturalnya adalah keyakinan bahwa kekuatan – kekuatan yang saling bertentangan dalam kepribadian dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) struktur yaitu id, ego dan superego.
Kesehatan mental adalah fungsi dari keseimbangan dinamis antara struktur – struktur psikis dari id, ego dan superego.
2. Model – Model Belajar
Dikenal dengan teori behaviourisme. Dikemukakan oleh Ivan Pavlov dan John B. Watson. Berfokus pada refleks yang dikondisikan peran dari belajar dalam menjelaskan perilaku normal maupun abnormal. Dari perspektif belajar perilaku abnormal mencerminkan perolehan atau pembelajaran dari perilaku yang tidak sesuai dan tidak adaptif.
3. Teori Kogniti – Sosial
Kontribusi teoritikus seperti Albert Bandura, Julian B Rotter dan Walter Mischel. Menekankan peran – peran dari proses berpikir atau kognisi dari belajar melalui pengamatan atau modeling dari perilaku manusia. Manusia memberi pengaruh pada lingkungannya sebagaimana lingkungan memberi pengaruh kepada mereka. Memperluas lingkup dari behaviourisme tradisional. Terlalu sedikit memberi penekanan pada kontribusi genetik terhadap perilaku gagal.
4. Model Model Humanistik
Dikemukakan oleh Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dalam diri terdapat dorongan untuk self actualization, untuk menjadi apapun yang mampu kita raih. Manusia sebagai actor dalam drama kehidupan bukan reactor. Keyakinan utamanya adalah bahwa perilaku abnormal adalah hasil dari perkembangan konsep tentang self terganggu.
5. Model – model Kognitif
Model kognitif yang paling menonjol dalam pola perilaku abnormal adalah pendekatan pemrosesan informasi dan model – model yang dikembangkan oleh Psikolog Albert Ellis dan Psikiater Aaron Beck.
Distress emosional disebabkan oleh keyakinan yang dimiliki oleh seseorang tentang pengalaman hidup mereka bukan apa yang dialami sendiri oleh mereka
6. Model Diatesis Stress
Diatesis adalah suatu kerentanan atau predisposisi terhadap gangguan tertentu. Mengemukakan bahwa masalah – masalah perilaku abnormal meliputi interaksi antara kerentanan dan peristiwa atau pengalaman kehidupan yang penuh stress.
F. PENGGOLONGAN DAN ASSESMENT PERILAKU ABNORMAL
Penggunaan menggunakan metode DSM (Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorders). Perlaku abnormal diperlakukan sebagai tanda – tanda atau simtom – simtom dari patologi yang mendasari yang disebut dengan ganggan mental.
1. GANGGUAN KECEMASAN ( ANXIETY )
Adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Tipe - Tipe Gangguan Kecemasan :
    1. Agorafobia
    2. Gangguan panic tanpa agoraphobia
    3. Gangguan panic dengan agoraphobia
    4. Gangguan kecemasan menyeluruh
    5. Fobia Spesifik
    6. Fobia Sosial
    7. Gangguan Obsesif Kompulsif
    8. Gangguan Stress pasca Trauma
    9. Gangguan Stress Akut
2. GANGGUAN MOOD
Mood adalah kondisi keadaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Orang dengan gangguan mood akan mengalami gangguan mood yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggungjawab secara normal.
Tipe – Tipe Gangguan Mood
a. Gangguan Depresi Mayor
b. Gangguan Distimik
c. Gangguan Bipolar
d. Gangguan Siklotimik
3. Gangguan Kepribadian
Adalah Pola Perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar – benar kaku. Kekakuan mereka menghalangi untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan eksternal.
Tipe – Tipe Gangguan Kepribadian
a. Gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku aneh.
b. Gangguan kepribadian paranoid.
c. Gangguan kepribadian schizoid.
d. Gangguan kepribadian antisocial
e. Gangguan kepribadian ambang.
f. Gangguan kepribadian histronik.
g. Gangguan kepribadian Narsistik.
h. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Zat
Penyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang menghasilkan konsekwensi yang merusak. Penyalahgunaan zat dapat berlangsung untuk periode waktu yang panjang dan meningkat menjadi ketergantungan zat.
5. Gangguan Makan
a. Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa
b. Gangguan makan berlebihan atau obesitas
6. Gangguan Identitas Gender
Adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau wanita. Identitas gender secara normal didasarkan pada anatomi gender. Namun pada gangguan identitas gender terjadi konflik antara anatomi gender seseorang dengan odentitas gendernya
7. Skizofrenia
Adalah gangguan psikologis yang berhubungan dengan gila atau sakit mental. Hal ini sering menimbulkan rasa takut. Skizofrenia menyerang jati diri seseorang, memutus hubungan yang erat antara pemikiran dan perasaan serta mengisinya dengan persepsi yang terganggu, ide yang salah dan konsepsi yang tidak logis. Skizofrenia biasanya berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal tepat pada saat orang mulai keluar dari keluarga menuju dunia luar. Orang yang mengidap skizofrenia semakin lama semakin terlepas dari masyarakat.
8. Gangguan Abnormal Pada Anak dan Remaja
    1. Gangguan Perkembangan Pervasif
Menunjukkan gangguan fungsi dari berbagai area perkembangan. Gangguan ini menjadi tampak nyata pada tahun – tahun pertama kehidupan.
    1. Autisme
    2. ADHD
    3. Retardasi Mental
    4. Gangguan Belajar
    5. Gangguan komunikasi
    6. Gangguan Eliminasi
G. METODE – METODE PENANGANAN
1. Terapi Psikodinamika
Sigmund Freud mengembangkan model psikoterapi yang disebut psikoanalisis. Terapi psikodinamika membantu individu untuk memperoleh insight mengenai, mengatasi konflik bawah sadar yang dipercaya merupakan akar dari perilaku abnormal.
2. Terapi Humanistik
Berfokus pada pengalaman klien yang subyektif dan disadari. Bentuk utama dari terapi Humanistik adalah terapi berpusat pada individu ( Person Centered Therapy ) yang dikembangkan oleh Carl Rogers
3. Terapi Kognitif
Diantaranya adalah terapi Rasional Emotif.

perkembangan kepribadian manusia



Ciri – ciri pada masa awal kanak – kanak
Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri khas yang yang membedakanya dengan ciri – ciri lain dalam rentang kehidupan, demikian halnya dengan cirri – cirri tertentu dari periode awal masa kanak – kanak, ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan olehg orank tua, pendidik dan ahli psikologi
2.2        Macam – macam perkembangan pada masa awal kanak - kanak
A.         Perkembangan fisik
·         Tinggi
Pertambahan tinggi badan setiap tahunya rata-rata tiga inci.pada usia enam tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci.
·         Berat
Pertambahan berat badan tiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat anak harus kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5pon dan anak laki-laki 49pon.
·         Perbandingan tubuh
Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut. Dengan perut yang rata. Dada yang lebih bidang dan rata. Dan bahu lebih luas dan persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus. Tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
·         Postur tubuh
Perbedaan postur tubuh untuk pertama kali lebih jelas dengan awal kanak-kanak. Ada yang posturnya gemuk lembek atau endomorfik,ada yang kuat berotot atau mesomorfik dan ada lagi yang relatif kurus atau etomorfik.
·         Tulang dan Otot
Tingkat pengerasan otot bervariasa pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar swehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
·         Lemak
Anak-anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya daripada jaringan ototnya yang cenderung mesomorfik mempunyai jaringan otot lebih banyak daripada jaringan lemak,dan yang bertubuh ektomorfik memounyai otot-otot yang kecil dan sedikit jaringan lemak.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK


KEPRIBADIAN ANAK

A.           Ciri – ciri pada masa awal kanak – kanak
Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri khas yang yang membedakanya dengan ciri – ciri lain dalam rentang kehidupan, demikian halnya dengan cirri – cirri tertentu dari periode awal masa kanak – kanak, ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan olehg orank tua, pendidik dan ahli psikologi
B.           Macam – macam perkembangan pada masa awal kanak – kanak
  1. Perkembangan fisik
   Tinggi
   Berat
  Perbandingan tubuh
   Postur tubuh
   Tulang danotot
   Lemak
   gigi
2.            Keterampilan
   Keterampilan khusus
o    Keterampilan tangan
o   Keterampilan kaki
o    Pilihan penggunaan tangan
3.            Kemajuan berbicara
      •  Peningkatan Dalam Pengertian
      •  Peningkatan Dalam Keterampilan Berbicara
      •  Isi Pembicaraan
      •  Jumlah Bicara
      • Faktor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara
  1. Intelegensi
  2. Jenis disiplin
  3. Posisi urutan
  4. Besarnya keluarga
  5. Status social ekonomi
  6. Status ras
  7. Berbahasa dua
  8. Penggolongan peran – seks
  1. Emosi
               a.            Pola-pola emosi yang umum
b.            Bermacam-macam pola emosi
  1. Emosi yang umum pada masa awal kanak – kanak
   Amarah
   Takut
   Cemburu
   Ingin tahu
   Iri hati
   Gembira
   Sedih
  Kasih sayang

  1. Kepribadian
Dengan berjalannya periode awal masa kanak – kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman – teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkungan pra sekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman – teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep – diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh – pengaruh dari keluarga.
  1. Moral
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip tentang benar dan salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti peraturan karena tidak mengerti manfaat sebagai anggota kelompok sosial.


C.           SOSIALISASI PADA AWAL MASA KANAK-KANAK

a.            Pola sosialisasi awal
Antara usia dua dan tiga tahun, anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini dikenal dengan bermain sejajar atau bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak-anak lain.
Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiatif dimana anak terliba dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial, anak terlibat dalam bermain kooperatif, dimana ia menjadi anggoa kelompok dan saling berinteraksi.
              
  1. Pola perilaku social dan tidak sosial
1.      sosial
   Meniru
   Persaingan
   Simpati
   Kerja sama
   Empati
   Dukungan social
   Membagi
   Perilaku akrab

2.      Pola tidak social
   Negativisme
   Agresif
   Perilaku berkuasa
   Memikirkan diri sendiri
   Mementingkan diri sendiri
   Merusak
   Pertentangan seks
   Prasangka

D.           BERMAIN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
  1. Bermacam-macam minat bermain
Ada bermacam-macam dalam pola ini, misalnya anak yang sangat cerdas lebih menyukai permainan  sandiwara, kegiatan yang kreatif dan buku-buku yang memberikan informasi daripada buku-buku yang bersifat hiburan. Dalam hal kontruksi, anak membuat model yang lebih mejemuk dan orisinil dari pada anak yang kurang pandai.
  1. Pola bermain pada masa awal kanak – kanak :
               1.            Bermain dengan mainan
               2.            Dramatitasi
               3.            Konstruksi
               4.            Permainan
               5.            Film, Radio dan Televisi
E.            KATEGORI KONSEP UMUM YANG BERKEMBANG SELAMA MASA AWAL KANAK-KANAK
  1. Kehidupan
  2. Kematian
  3. Fungsi tubuh
  4. Ruang
  5. Berat
  6. Bilangan
  7. Waktu
  8. Diri sendiri
  9. Keindahan
  10. Kesadaran sosial
  11. Kelucuan


 
F.    DISIPLIN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Ada tiga unsur penting dalam disiplin, peraturan dan hukuman yang berfungsi  sebagai pedoman bagi penilain yang baik, hukuman bagi pelanggaran peraturan hukum dan hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha untuk berperilaku  sosial yang baik. Selama awal masa kanak-kanak yang harus ditekankan adalah aspek pendidikan dari disipilin dan hukuman hanya diberikan kalau terbukti anak-anak mengerti apa yang diharapkan dan terlebih lagi kalau dia melanggar harapan-harapan ini. Cara untuk meningkatkan keinginan anak-anak untuk belajar berprilaku sosial yang baik adalah untuk memberikan hadiah.
  1. Jenis disiplin pada awal masa kanak kanak
1.      Disiplin otoriter
Dalam disiplin yang bersifat otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peratuan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan tersebut.
                
2.      Disiplin lemah
Filsafat yang mendasari disiplin ini adalah bahwa melalui akibat dari perbuatannya sendiri anak akan blajar bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan demikian dengan demikian anak tidak diajarkan peraturan-peraturan, ia tidak dihukum karena sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berprilaku sosial yang baik.
3.      Disiplin demokratis
Dalam disiplin yang demokratis hukuman” diseuaikan dengan kejahatan” dalam arti diusahakan agar hukuman yang diberikan berhubungan dengan kesalahanya. Penghargaan terhadap usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam peraturan diperlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujiab dan pengakuan sosial.

G.   MINAT PADA AWAL MASA KANAK KANAK
  1. Minat pada agama
  2. Minat pada tubuh manusia
  3. Minat pada diri sendiri
  4. Minat pada seks
  5. Minat terhadap pakaian

H.    PENGGOLONGAN PERAN – SEKS
Dalam perkembangan pola ini, anak diharapkan menguasai 2 aspek penting dari penggolongan peran seks, belajar bagimana melakukan peran seks yang tepat dan menerima kenyataan bahwa ia harus menyesuaikan kenyataan dengan stereotip peran-seks yang disetujui kalau ingin mendapatkan penilaian social dan juga penilaian social yang baik. Timbulnya kegagalan akan menyulitkan penyesuaian diri dengan kelompok teman – temanya sekalipun sangat penting dalam kehidupan anak social yang lebih besar.
I.                 HUNGAN KELUARGA PADA MASA AWAL KANAK – KANAK

1.      Hubungan Orang Tua – Anak
                       Perubahan – perubahan dalam hubungan orang tua anak yang di mulai sejak tahun kedua masa bayi berlangsung terus selama awal masa kanak – kanak dan biasanya dalam tingkat yang lebih cepat.

  Kondisi yang menyebabkan perubahan hubungan orang tua anak
        1.            Perubahan pada anak
        2.            Perubahan sikap orang tua
        3.            Konsep orang tua tentang anak yang “baik”
        4.            Konsep kekanak- kanakan tentang orang tua yang “baik”
        5.            Orang tua kesayangan
        6.            Lebih menyukai orang luar
2.      Hubungan dengan Saudara
Pertengkaran antar saudara memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi anak. Dari pertengkaran ini anak menemukan bahwa anak – anak lain ada yang mau dan ada yang tidak mau memberikan toleransi dan anak belajar bagaimana menjadi seorang ksatria yang kalah dan juga menjadi seorang pemenang yang baik. Anak tunggal tidak mengalami pertengkaran antar saudara dan memperoleh perhatian yang tidak terbagi dari orang tua, sehingga ia kurang mempunyai pengalaman belajar sosial.

3.      Hubungan dengan sanak keluarga
Hubungan yang kurang baik antara anak dengan sanak keluarga menimbulkan dua akibat. Pertama, anak ingin menghindari hubungan dengan sanak keluarga. Kedua, kalau anak mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan dengan salah satu keluarga, ia juga cengerung menghuindari semua sanak saudara yang tingkat usianya sama.

J. KEBAHAGIAAN SELAMA AWAL MASA KANAK – KANAK
Sebagaimana dengan setiap usia, kebahagiaan dalam masa awal kanak – kanak bergantung sebagian pada kejadian yang menimpa anak, seperti kehilangan teman dan pecahnya keluarga, dan sebagian bergantung pada kondisi – kondisi dalam diri anak sendiri, seperti cacat fisik yang menghambat dirinya melakukan apa yang dilakukan oleh teman – teman seusia atau gagal mencapai tujuan yang ditetapkan sendiri.

a.    Beberapa kondisi penting yang mendukung kebahagiaan
  Kesehatan yang baik yang memungkinkan anak menikmati apa pun yang ia lakukan dan berhasil dalam melakukannya.
  Lingkungan yang merangsang di mana anak memperoleh kesempatan untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.
  Perilakunya yang kekanak – kanakan dan mengganggu diterima oleh orang tua dan bimbingan orang tua dalam belajar berperilaku secara sosial.

K.    BAHAYA PADA AWALMASA KANAK-KANAK
a.      Bahaya Fisik
b.     Bahaya psikologis

c.      Bahaya emosional
d.     Bahaya social
e.      Bahaya bermain
f.       Bahaya dalam perkembangan konsep.
g.      Bahaya moral
h.     Bahaya dalam penggolongan peran-seks.
i.       Bahaya dalam hubungan keluarga

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA
PERKEMBANGAN kepribadian  REMAJA
PENGERTIAN :
  1. Cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku. ( J.P. Chaplin, 1979 ).
  2. Cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati. ( Ross Vasta. dkk, 1992 ).
PENGERTIAN :
REMAJA

MASA REMAJA
            Adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

CIRI-CIRI MASA REMAJA
            Masa Remaja sebagai Periode yang Penting :

Masa Remaja sebagai Periode Peralihan


Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
            Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama masa awal remaja,ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat,perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan fisik dan perilaku menurun juga.
            Ada 4 perubahan yang sama yang hampir bersifat universal
    1. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada perubahan tingkat fisik dan psikologis yang terjadi.
    2. Perubahan tubuh,minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan,menimbulkan masalah baru.
    3. Dengan perubahan minat dan pola perilaku,maka nilai-nilai juga berubah.
    4. Sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan.


Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
            Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri,namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan tersebut.

            Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
            Sepanjang usia pada akhir masa kanak-kanak,penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas. Seperti telah ditunjukan dalam hal berpakaian,berbicara dan perilaku anak yang lebih besar ingin lebih cepat seperti teman-teman gengnya. Tiap penyimpangan dari standar kelompok dapat mengancam keanggotaaannya dalam kelompok.

Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan


Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik


Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
            Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah,para remaja menjadi gelisah untuk meningggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa,yaitu
    1. Merokok
    2. Minum minuman keras
    3. Menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks.


Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
            Seperti pada semua usia,dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual. Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebih besar dari pada anak yang matangnya awal.
            Perubahan eksternal
    1. Tinggi
    2. Berat
    3. Proporsi tubuh
    4. Organ seks
    5. Ciri-ciri sekunder
            Perubahan internal
    1. Sistem pencernaan
    2. Sistem peredaran darah
    3. Sistem pernafasan
    4. Sistem endokrin
    5. Jaringan tubuh

            Keprihatinan akan tubuh yang dihadapi remaja merupakan lanjutan dari berbagai keprihatinan diri yang dialami pada masa remaja dan yang pada awal tahun-tahun remaja didasarkan pada kondisi yang berlaku.

KEADAAN EMOSI MASA REMAJA
            Pola emosi sama dengan pola masa kanak-kanak. Perbedaan terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat.
            Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang dapat diterima.
PERUBAHAN SOSIAL
            Salah satu tugas dari perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.
    1. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya
    2. Perubahan dalam perilaku sosial
    3. Pengelompokan sosial baru
Hal yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
1.         Kuatnya pengaruh kelompok sebaya
2.         Perubahan dalam perilaku sosial
3.         Pengelompokan sosial baru
4.         Nilai baru dalam memilih teman
5.         Nilai baru dalam penerimaan sosial
6.         Nilai baru dalam memilih pemimpin

MINAT REMAJA
Minat Rekreasi
            Selama masa-masa remaja,remaja cenderung menghentikan aktifitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga dan berhenti dari perkembangan kesukaan akan rekreasi yang di dalamnya ia akan bertindajk pasif. Pada awal masa remaja,aktifitas permaianan diganti dengan bentuk rekreasi yang lebih matang dan baru.
            Beberapa contoh rekreasi:
    1. Permainan dan olahraga
    2. Bersantai
    3. Bepergian


MINAT SOSIAL
            Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan pada kepopulerannya dalam kelompok.
            Beberapa contoh minat sosial:
    1. PestaMinum minuman keras
    2. Obat-obatan terlarang
    3. Menolong orang lain
    4. Percakapan

Minat-minat pribadi
            Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan remaja. Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah ,keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang dibelanjakan.

Minat Seks dan Perilaku Seks
            Untuk menguasai tugas perkembangan yang penting dalam pemebentukan hubungan-hubungan baru dan yang lebih matang dengan lawan jenis,dan dalam memainkan peran yang tepat dengan seksnya. Karena meningkatnya minat akan seks,remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks melalui berbagai sumber informasi


Efek Penggolongan Peran-Seks pada Remaja
            Pengolonggan peran seks mempengaruhi perilaku dan sikap anak laki-laki maupun perempuan meskipun ada cara yang berbeda. Dari sekian banyak akibat,ada 4 yang bersifat sangat umum.
    1. Perasaan superioritas maskulin
    2. Prasangka seks
    3. Prestasi rendah
    4. Takut berbasil

Perubahan Kepribadian

Bahaya Masa Remaja